Kamis, 16 Agustus 2018

Distruptive Innovation... Positive or Negative??


POSITIF atau negatif memang sangat relatif tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Misalnya, kata agresif, yang dalam suatu hubungan bisa berindikasi negatif, tetapi bila dalam upaya pemasaran, justru sering mendatangkan hasil yang diharapkan.

Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Inovasi disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara yang tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar yang baru dan menurunkan harga pada pasar yang lama. 


Istilah disruptive innovation dicetuskan pertama kali oleh Clayton M. Christensen dan Joseph Bower pada artikel "Disruptive Technologies: Catching the Wave" di jurnal Harvard Business Review (1995). Artikel tersebut sebenarnya ditujukan untuk para eksekutif yang menentukan pendanaan dan pembelian disuatu perusahaan berkaitan dengan pendapatan perusahaan dimasa depan. Kemudian pada bukunya "The Innovator's Dilemma", Christensen memperkenalkan model Disruptive Inovasi (The Disruptive Innovation Model). Dimana kemampuan pelanggan untuk memanfaatkan sesuatu yang baru dalam satu lini. Dimana lini terendah adalah pelanggan yang cepat puas dan yang tertinggi digambarkan sebagai pelanggan yang menuntut. Distribusi pelanggan ini yang secara median nya bisa diambil sebagai garis putus-putus untuk menerapkan teknologi baru.


Kata yang sedang trend belakangan ini adalah disruptif. Menimbulkan kesan negatif karena bisa bersifat merusak. Namun, kenyataannya saat sekarang kita menyaksikan beberapa perusahaan yang berhasil dengan cara menerobos, mengguncang pasar dan menggantikan fungsi konvensional. Mereka bahkan menembus kategori perusahaan unicorn, perusahaan startup yang bernilai lebih dari 1 milyar dolar AS. Gojek menjadi perusahaan mega funding tech nomor 2 di Asia.


Inovasi-inovasi baru memungkinkan perusahaan berkontak langsung dengan pelanggannya, sehingga mereka dapat memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Banyak hubungan bisnis sudah langsung-langsung saja, bahkan terjadi dalam hitungan satu pencetan di ponsel. Netflix mendatangkan film terbaru ke kamar tidur. Amazon perusahaan LMGA (loe mau gua ada) memastikan barang datang dalam 2 hari tanpa ongkos kirim untuk pelanggan di AS. Dan, apa akibatnya? Perusahaan-perusahaan ritel yang tadinya menjadi penghubung antara produsen dengan konsumen mengalami penurunan kunjungan, bahkan tidak sedikit yang gulung tikar. Apakah disruptor ini bisa dihukum karena bersalah? Sama sekali tidak. Bahkan para investor berlomba untuk meningkatkan investasi pada perusahaan-perusahaan yang belum jelas labanya ini.

Kenyataannya sekarang, manusia membutuhkan hal yang lebih konkrit. Layanan bank dengan memperpendek antrean, disapa dan diberi senyuman sudah basi. Para disruptor ini tahu cara memudahkan pelanggan bank tanpa mereka harus beranjak dari tempat duduk mereka, memberikan pelanggan akses lebih cepat untuk mendapatkan kebutuhan mereka, bahkan berhutang pun menjadi lebih praktis.


Bagaimana dengan kita? Apakah kita hanya akan menjadi penonton saja? Apakah kegiatan sehari-hari cukup kita jalankan secara business as usual saja? Kita tidak bisa menghadapi masa depan dengan menggunakan cara berpikir konvensional lagi. Karena bila demikian, maka para milenial yang berani mengambil resiko dan tidak berhenti berpikir ini akan menggerogoti pangsa pasar kita. Seorang ahli yang mengamati gejala disruptif ini, Clayton M. Christensen mengatakan : “All you need is a fresh perspective and some support in the form of ideas and inspiration.”

Dunia sudah berkembang menjadi demikian global, beragam, tak jelas, dan berubah-ubah. Pengalaman dan pengetahuan yang dulu dianggap maha penting, sudah menjadi kurang relevan. Kapasitas untuk belajar dan beradaptasi, lincah dan luwes dalam berhubungan dengan orang lainlah yang menjadi sangat penting.

Sekarang saatnya kita meniru tingkah laku para milenial kreatif ini, di mana rasa ingin tahu, rasa penasaran dan sikap teguh dalam mempelajari sesuatu sudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari. Kita perlu berpikir dan mencari cara untuk bergerak, melompat dan kembali menjadi yang terdepan.


Salah satu contoh dari Inovasi Disruptif (disruptive innovation) adalah Wikipedia. Wikipedia merupakan salah satu contoh inovasi disruptif yang merusak pasar ensiklopedia tradisional (cetak). Kalau dilihat, saat ini jarang sekali ditemukan ensiklopedia edisi cetak dijual ditoko buku. Semuanya sudah beralih ke Wikipedia. Dari sisi harga ensiklopedia tradisional (cetak) bisa jutaan, sekarang malah informasi bisa didapat secara cuma-cuma lewat Wikipedia. Makanya disebut "disruptif" atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "mengganggu". 


Dalam dunia transportasi. Mobil ketika pertama diciptakan adalah inovasi teknologi yang revolusioner pada masa itu. Sangat mewah dan harganya sangat mahal sehingga tidak semua orang mampu membeli. Mobil tidak bisa disebut sebagai Inovasi Disruptif (disruptif innovation) untuk kendaraan karena pada saat pertama kali ditemukan belum banyak orang yang punya (belum mengganggu). Singkatnya, pada saat itu tidak mengganggu pasar untuk kendaraan yang ditarik kuda. Akan tetapi, ketika perusahaan mobil Ford membuat Ford Model T, dimana model ini dirakit dipabrik dan menggantikan buatan tangan. Sehingga harga mobil pada saat itu jadi sangat murah. Apa yang dilakukan Ford inilah yang disebut Inovasi Disruptif (disruptif innovation). Menganggu pasar yang sudah ada salah satu ciri dari Inovasi Disruptif.


Berikut contoh dari Inovasi Disruptif (disruptif innovation) dan Pasar Terganggu Oleh Inovasi (market disrupted by innovation) adalah:
  • Ensiklopedia cetak, pasar terganggu oleh inovasi Wikipedia
  • Telegrafi, pasar terganggu oleh inovasi Telepon
  • Mainframes, pasar terganggu oleh inovasi Minicomputers
  • Minicomputers, pasar terganggu oleh inovasi Komputer Pribadi (PC)
  • Floppy Disk, pasar terganggu oleh inovasi CD dan USB
  • CRT, pasar terganggu oleh inovasi LCD
  • Logam & Kayu, pasar terganggu oleh inovasi Plastik
  • Radiografi (Pencitraan X-Ray), pasar terganggu oleh inovasi Ultrasound (USG)
  • CD & DVD, pasar terganggu oleh inovasi Digital Media (i-Tunes, Amazone, dll)
  • Kamera Film, pasar terganggu oleh inovasi Kamera Digital
  • Cetak Offset, pasar terganggu oleh inovasi Printer Komputer
  • Penerbitan Tradisional, pasar terganggu oleh inovasi Desktop Publishing (PC)
  • Kuda & Kereta Api, pasar terganggu oleh inovasi Mobil


Dalami kebutuhan
Prinsip utama dari inovasi disruptif adalah fokus pada kebutuhan pelanggan yang paling mendalam. Bukan yang saat ini sudah kelihatan. Para disruptor sukses, selalu menemukan kebutuhan pelanggan yang mungkin oleh pelanggan sendiri belum disadari. Find hidden needs. Nadim Makarim mendapatkan idenya dari bertanya pada tukang ojek konvensional mengenai apa yang mereka lakukan sehari-hari, kebiasaan dan kendala dalam pekerjaannya. Iapun mengobservasi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Dampaknya kerajaan Gojek tumbuh pesat, menggurita dengan segala macam layanannya dan menimbulkan disrupsi pada bisnis transportasi konvensional.


Semua kebutuhan pelanggan ternyata masih bisa didalami lagi, diperhalus dan ditemukan nilai tambahnya. Perusahaan-perusahaan ini menemukan betapa kebutuhan manusia sudah lebih canggih dan selalu berubah. Mereka juga selalu bermain di area yang tidak diminati orang. Banyak orang memberi istilah pendalaman ini dengan “searchlight intelligence”: kemampuan menemukan koneksi antara berbagai hal yang sama sekali tidak berhubungan, seperti layaknya kita melakukan penyerbukan silang.


Sudah pasti kita perlu meninggalkan tradisi, sesekali berpikir ‘zigzag’ , dan melakukan ‘stretching’ terhadap batas-batas yang sudah ada di pikiran kita. Kalau perlu, lakukan ‘reverse engineering’; bukan menemukan produk yang lebih baik, tetapi juga membuat dunia menjadi tempat yang lebih nyaman untuk hidup.


Jadikan disrupsi kebiasaan
Sebenarnya disrupsi bukanlah hal baru. Pada tahun 1959, Miles Davis, mengeluarkan album Kind of Blue, yang keluar dari kebiasaan pemain jazz di era itu dan kemudian dianggap sebagai album jazz terbaik sampai sekarang. Kebiasaan keluar dari rutinitas ini tidak akan dimungkinkan bila kebiasaan noticing, creating dan discovering tidak dikembangkan.


Miles Davis dikenal dengan ungkapannya : “If you’re not making a mistake, it’s a mistake”.Dengan kata lain, tanpa melakukan kesalahan, kita tidak melakukan sesuatu secara berbeda. Modifikasi rutinitas dimungkinkan dengan melakukan kebiasaan baru dengan cara yang segar dan hati gembira, Kebiasaan lama masih mengintip menunggu kesempatan untuk kembali lagi. Kembangkan kebiasaan-kebiasaan baru ini hingga kita memiliki Improvisational Mindset, tidak pernah berhenti mengembangkan hal-hal baru.


“The engine is you”
Dari riset Christensen didapatkan bahwa perusahaan yang menyasar untuk berubah dan melakukan disrupsi mempunyai potensi 20 kali lebih baik dari pada perusahaan yang mempertahankan status quo. Bertahan berarti memberi kesempatan bagi para start upuntuk tumbuh subur, membangun, memberi dan berinvestasi lebih besar lagi pada perusahaan disruptif yang sudah ada.


Mereka adalah mesin-mesin inovasi yang akan menentukan arah perkembangan ekonomi. Hal yang tidak pernah boleh dilupakan adalah bahwa kita juga mesin disrupsi. Bila kita mau maju dan membawa dunia ke arah yang lebih baik, lakukan disrupsi terhadap diri sendiri.

Rabu, 15 Agustus 2018

Paraffin Problem





Paraffin adalah salah satu komponen minyak bumi yang merupakan rantai karbon yang lurus atau bercabang dan menyebabkan banyak masalah produksi.


Paraffin atau asphaltin adalah unsur-unsur pokok yang banyak terkandung dalam minyak mentah. Jenis kerusakan akibat endapan organic ini umumnya disebabkan oleh perubahan komposisi hidrokarbon, kandungan wax (lilin) di dalam crude oil, turunnya temperature dan tekanan, sehingga menyebabkan minyak makin mengental dan menutup pori-pori batuan. Dalam kimia, paraffin adalah nama umum untuk hidrokarbon alkana dengan formula CnH2n+2


Endapan paraffin yang terbentuk merupakan suatu persenyawaan hidrokarbon atau hydrogen C18H38 hingga C38H78 yang bercampur dengan material organic dan anorganik lainnya.

Kelarutan paraffin dalam crude oil tergantung pada komposisi kimia minyak dan temperature. Pengendapan akan terjadi jika permukaan temperaturnya lebih rendah daripada crude oil. Viskositas crude oil akan meningkat dengan adanya kristal paraffin dan jika temperature terus turun maka crude oil akan menjadi sangat kental. Temperatur terendah dimana minyak masih dapat mengalir disebut sebagai titik tuang atau dikenal dengan nama pour point.


Penyebab Permasalahan Paraffin
  1. Karakteristik Crude Oil
  2. Temperature Drop
  3. Laju Alir
  4. Pengaruh Lingkungan


Masalah Akibat Paraffin/ Wax
  1. Penyumbatan pada tubing atau flowline produksi
  2. Menurunkan performa sumur
  3. Menyebabkan kerusakan peralatan produksi akibat endapan atau wax
  4. Meningkatkan cost
  5. Meningkatkan non productivity time

Paraffin Solvent
  1. Chemical yang dapat melarutkan endapan paraffin yang terdapat didalam sumur, pipeline dan tangka minyak.
  2. Paraffin Solvent akan melarutkan endapan paraffin/wax di downhole dan surface pipeline
  3. Dosis penggunaannya biasanya 0.05%-25% dari total minyak. (Tergantung hasil lab test)


Cara Kerja Paraffin Solvent

Paraffin Solvent akan bekerja melarutkan minyak yang membeku dan merubah bentuk yang sebelumnya solid menjadi liquid.



Mechanical vs Paraffin Solvent

Mechanical
  1. Menghancurkan Paraffin secara mekanis
  2. High Cost
  3. Membersihkan paraffin hanya pada lubang vertical
  4. Menyebabkan pengikisan pada tubing/pipa
  5. Memerlukan Rig
Paraffin Solvent
  1. Menghancurkan Paraffin secara kimiawi
  2. Low cost
  3. Melarutkan wax/paraffin dengan cepat
  4. Dapat membersihkan paraffin di segala macam kondisi lubang dan pipa produksi
  5. Tidak menyebabkan pengikisan pada tubing/pipa


Benefit dari Paraffin Solvent
  1. Dapat melarutkan endapan paraffin/wax dengan cepat
  2. Meningkatkan produktivitas sumur
  3. Menurunkan tekanan pompa
  4. Meningkatkan efektivitas sumur dan lapangan minyak
  5. Tidak mengandung: chlorinated solvent, CFC, PAH, TCE, PCE atau kimia beracun lainnya
  6. Tidak menyebabkan karat dan aman untuk digunakan pada segala jenis logam


Aplikasi Paraffin Solvent

1. Subsurface/ Downhole
  • Coiled Tubing
  • Pumping Unit
2. Pipa Produksi
  • Chemical Pumpo
  • Batching


Senin, 30 Juli 2018

Downhole Scale Squeeze Treatment (DSST)




Scale adalah endapan yang terbentuk pada suatu permukaan yang kontak dengan air akibat mengendapnya garam-garam anorganik yang terlarut dalam air tersebut. Umumnya, scale berwarna coklat tua dan berupa padatan keras. Contoh senyawa anorganik penyusun scale adalah CaCO3, BaSO4, dan CaSO4.



Scale yang paling sering ditemui di oil field adalah scale CaCO3. Scale ini terbentuk pada daerah yang mengalami pressure drop dan memiliki temperature tinggi. Daerah tempat terbentuknya scale meliputi downhole (oil formation/reservoir, downhole pump, tubing, dan casing flowlines) dan surface (production line, separator, heater, pump, valve, dll).



Adanya scale dalam proses produksi minyak menimbulkan berbagai masalah. Scale dapat tumbuh dimana saja di area fluida dan akan menghambat aliran fluida. Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh scale antara lain: mengurangi diameter pipa, meningkatkan tekanan, kerusakan pompa dan valve, penyumbatan pada area subsurface (formasi), dan menurunkan produktivitas sumur.


Masalah scale dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi fluida, hal ini dikarenakan scale yang terendapkan dapat memperkecil porositas dan permeabilitas batuan (formasi) produktif, disamping itu dapat juga mengganggu peralatan produksi dimana scale terendapkan dirangkaian itu.


Keberadaan scale merupakan masalah yang sangat serius. Oleh karena itu perlu dilakukan treatment untuk mengendalikan pembentukan scale. Pengendalian scale dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mekanis dan kimiawi. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu hanya mencampurkan air yang kompatibel, menjaga tekanan sumur, menurunkan pH, pigging, dan abrasive jetting.




Selain menggunakan cara mekanis, bahan kimia juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah scale. Pengendalian scale secara kimiawi lebih sering digunakan karena tidak memerlukan perubahan sistem, aplikasinya mudah, dan sangat efektif mengatasi masalah scale. 



Pengendalian scale secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan scale inhibitor dan scale removal. Penggunaan scale inhibitor dilakukan pada saat scale belum terbentuk, sifatnya untuk mencegah agar tidak terbentuk scale. Sedangkan scale removal digunakan untuk membersihkan scale yang sudah terbentuk dalam suatu alat atau sistem. Scale removal ini bekerja dengan cara melarutkan scale.




Pencegahan terbentuknya scale dengan scale inhibitor liquid dapat dilakukan di area permukaan maupun pada area downhole (subsurface). Sistem injeksi scale inhibitor liquid dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.



Untuk metode injeksi downhole dibagi menjadi dua yaitu continuous dan squeeze. Untuk continuous ada 2 macam yaitu DCIS dan Gas lift sedangkan untuk injeksi squeeze dikenal dengan metode DSST. Apabila scale sudah terlanjur terbentuk, maka scale harus dibersihkan dulu dengan metode Acidizing. 



Scale adalah endapan mineral yang terproduksi bersama air formasi yang karena reaksi kimia dan kondisi lingkungan yang mendukung, maka scale terendapkan.



Downhole squeeze adalah teknik injeksi dimana bahan kimia diserapkan pada formasi. Bahan kimia diinjeksi lalu ditekan hingga masuk dan menyerap ke dalam formasi. Setelah diinjeksikan, produksi sumur dihentikan selama beberapa jam untuk membiarkan bahan kimia scale inhibitor menyerap dalam batuan formasi. Ketika sumur mulai berproduksi kembali, bahan kimia akan keluar sedikit demi sedikit bersama fluida terproduksi.


Efektivitas squeeze tergantung dari jenis formasi, tingkat scaling, dan jenis bahan kimia. Efektivitas squeeze dimonitor dengan mengukur sisa bahan aktif dalam fluida. Ketika konsentrasi bahan aktif inhibitor sudah di bawah batas minimalnya (MIC, minimum inhibitor concentration), maka perlu dilakukan squeeze kembali. Umumnya proteksi squeeze adalah 3-6 bulan, tetapi ada yang mencapai 1 tahun. Squeeze yang memiliki waktu proteksi lama akan meminimalisir biaya scale treatment, untuk itu, perlu dilakukan desain squeeze yang tepat dengan mempertimbangkan interaksi antara inhibitor dengan batuan, konsentrasi bahan aktif, dan lain-lain.


Sistem Injeksi Scale Inhibitor dengan Metode Squeeze

Kelebihan metode ini adalah tidak perlu refill chemical setiap hari, tidak ada biaya untuk maintenance pompa sehingga cocok diaplikasikan di daerah yang secara teknis tidak bisa menggunakan pompa chemical.


A. Tempat Pengendapan Scale
  • Formasi produktif
  • Zona perforasi
  • Peralatan produksi bawah permukaan: gravel pack, screen liner, working barrel dan tubing produksi
  • Pipa alir di permukaan
  • Dan peralatan produksi lainnya


B. Kondisi yang Mendukung terjadinya Scale
  • Perubahan tekanan dan temperatur
  • Larutan lewat jebuh (supersaturated solution)
  • Terjadinya perubahan komposisi air formasi
  • Perubahan derajat keasaman (pH)
  • Bercampurnya air formasi dari lapisan yang berbeda


C. Kerugian Akibat Masalah Scale
  • Kerusakan formasi batuan disekitar lubang bor (kehilangan tekanan/ potensi formasi)
  • Penurunan produksi
  • Kerusakan alat-alat produksi
  • Meningkatnya biaya produksi





Dasar dari mekanisme scale inhibitor yakni usaha pencegahan sedini mungkin akan terjadinya scale dengan cara menginjeksikan bahan kimia ke dalam sumur untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara ion dan kation yang bisa mengendap. Jenis-jenis scale inhibitor yang memiliki kemampuan mencegah scale:
  • Phosphate Ester
  • Polymers (Polyacramides)
  • Phosphonates


D. Faktor yang sangat penting dalam pemilihan scale inhibitor
  • Harga bahan kimia
  • Kestabilan inhibitor terhadap perubahan tekanan dan temperatur yang besar
  • Keefektifannya
  • Kompatibilitas terhadap fluida produksi, fluida workover/ routine service dan bahan kimia lain



E.  STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
1.    Pertama lakukan preflush, tujuanya untuk membersihkan sumur. Preflush biasanya dilakukan dengan menggunakan air formasi sebanyak 10 barrel. Dapat ditambahkan juga surfactant, atau demulsifier dalam dosis rendah (dibawah 20 ppm).
2.  Injeksikan SI sesuai dengan perhitungan, SI dapat dilarutkan dalam air sebanyak 5-20 %.
.
Tahapan Preflush dan Injeksi Scale Inhibitor

Perhitungan kebutuhan SI yang digunakan mengikuti dengan persamaan berikut:
D = A x B x C
       2 x 10^5
Dengan:
D = jumlah drum yang diperlukan (1 drum = 200 liter)
A = ppm SI yang diharapkan
B = produksi air sehari (BWPD)
C = lamanya proteksi yang diharapkan (hari)
Jumlah ppm SI yang diharapkan bergantung dari prakiraan tingkat keparahan scale. Secara umum, jumlah ppm SI ditunjukkan pada Tabel 1.
                       
Tabel 1. Rule of Thumb Konsentrasi SI Metode Squeeze
Stiff Davies Index
A (ppm)
< 1
6
1 - 1.5
9
1.5 - 2
15
2 - 2.5
20
2.5 - 3
30
>3
50

Asumsi nilai scaling index masing-masing well dengan metoda SDI = 2, dengan lama proteksi 90 hari (3 bulan). Jumlah pemakaian chemicals scale inhibitor per well sebagai berikut:




3.   Lakukan overflush/ afterflush. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong agar SI masuk sejauh mungkin ke dalam formasi. Caranya dengan menginjeksikan air setara jumlah produksi sehari. Air yang diinjeksikan harus compatible dengan air formasi, paling baik tentu menggunakan air formasi sumur yang bersangkutan.
Tahapan Afterflush

4.   Shut-in. Shut-in yaitu membiarkan larutan SI yang sudah masuk ke dalam formasi agar bisa meresap ke dalam pori batuan. Tahapan shut in ini termasuk penting karena apabila terlalu cepat maka ketika sumur dihidupkan kembali maka SI yang belum terserap baik akan langsung terbawa kembali ke well head. Disarankan shut-in ini tidak kurang dari 24 jam.



5.    Menghidupkan kembali sumur.



6.    Monitoring PRC (Phosponate Residual Content) untuk 1 minggu pertama dilakukan setiap hari, minggu berikutnya (selama 1 bulan dilakukan seminggu 1x), berikutnya dilakukan 2 minggu sekali. (Parameter kesuksesan Project DSST ini adalah selama 3 bulan PRC minimum 2 ppm), jika ada spot Scale Coupon dapat dilakukan analisa Coupon tiap bulan. Umumnya hasil analisa PRC dalam program DSST bisa di gambarkan dalam grafik sbb:

Monitoring PRC


F.  SCOPE OF WORK DSST
·         Sampling dan analisa Scaling Index pada well yang akan di treatment
·         Menyiapkan jumlah chemical yang dibutuhkan untuk scale treatment.
·         Melakukan sampling dan monitoring Phosphonate Residual Content (PRC) selama 3 bulan.
·         Install dan retrieve scale kupon
·         Preparasi dan analisa scale kupon.


KANDIDAT PEMILIHAN SUMUR

1. Indikator

  • Penurunan jumlah cairan terproduksi secara drastis dapat menjadi indikator utama dalam mengindentifikasi terjadinya scaling di dalam suatu sumur produksi.
  • Terjadinya perubahan tekanan dan temperatur yang tidak stabil


Nilai scaling indeks/ saturation indeks dari hari pertama pengukuran water analysis dengan menggunakan metode:
  • Diagram Stiff-Davis
  • OKSCALE (Oddo-Thompson)
  • Scalesoft


Urutan prioritas suatu sumur untuk DSST, berdasarkan klasifikasi:
  • Sumur baru vertikal expansion (Perlu WA)
  • Sumur setelah dilakukan acidizing (Acid Job) --> Tidak perlu WA
  • Sumur setelah "revise liner" (Tidak perlu WA)
  • Sumur commingle (Perlu WA)
  • Preventive (Perlu WA)
  • Re-DSST (Tidak perlu WA, pakai WA yang lama dan tidak perlu dilampirkan



2. Pekerjaan Pendahuluan
  • Uji pH, jika pH < 6.5 maka perlu tunda pekerjaan DSST
  • Uji Hardness (kandungan Ca dan Mg), jika hardness > 300 ppm, maka perlu tunda pekerjaan DSST
  • Check sumur dan lokasi, jika lokasi jelek, informasikan ke pumper


3. Pekerjaan Utama
  • Konfirmasi ke pumper area untuk memastikan seluruh fasilitas permukaan siap dijalankan
  • Adakan pertemuan tentang keselamatan kerja dengan seluruh crew yang terlibat dalam pekerjaan
  • Periksa seluruh persambungan antar valve, pasangan (connection) dan choke kepala sumur
  • Set pompa, tanki dan lakukan running test
  • Matikan sumur
  • Buat larutan mula-mula dengan jalan mencampurkan air bersih dengan demulsifier untuk membersihkan formasi, injeksikan air tersebut melalui annulus tanpa melampaui tekanan rekah formasi (300 psi)
  • Buat larutan scale inhibitor dengan mencampurkan scale inhibitor dengan air bersih.
  • Injeksikan seluruh larutan scale inhibitor tersebut melalui annulus tanpa melampaui tekanan rekah formasinya (300 psi)
  • Buat larutan spacer/ pengatur jarak dan injeksikan seluruh spacer tadi secepat mungkin tanpa melampaui tekanan formasi
  • Campurkan air bersih dengan demulsifier untuk melarutkan overflush (pembilas) yang berfungsi untuk mendesak larutan scale inhibitor sejauh 4-6 feed masuk secara mendatar ke dalam formasi sumur
  • Matikan sumur antara 18-24 jam. Selanjutnya lakukan test pH dan hardness. Jika pH < 6.5 atau hardness > 300 ppm, tunda dulu POP dan segera informasikan ke pumper atau team leader
  • Kemudian jalankan kembali sumur produksinya (POP, Put well On Production)
  • Lakukan monitoring dan analisa air secara periodik hingga nilai PRC mendekati 3-4 ppm (biasanya antara 12-16 bulan) dan lakukan DSST ulang untuk treatment selanjutnya.

Distruptive Innovation... Positive or Negative??

POSITIF  atau negatif memang sangat relatif tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Misalnya, kata agresif, yang dalam suatu hubu...