Kamis, 26 Juli 2018

Millennial Gap




Kehidupan kerja saat ini menuntut kita untuk membuka cakrawala seluas-luasnya. Tidak hanya membutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas diri saja namun juga perlu daya juang dan adaptasi yang cepat dalam menghadapi era globalisasi yang sudah menjadi makanan dan pekerjaan sehari-harinya.



Mungkin saat ini kita dituntut untuk bisa bekerja dengan rekan kerja kita yang umurnya jauh diatas kita ataupun sebaliknya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa disini terlihat adanya Gap antar generasi yang begitu kentara antara generasi millennial dengan generasi diatas maupun dibawahnya.




Sukses atau tidaknya karir seseorang sangat dipengaruhi oleh pola komunikasi yang dimiliki didalam dirinya. Dengan kemampuan komunikasi yang baik seharusnya akan lebih mudah dalam bekerjasama dan juga membangun koneksi yang membuat satu sama lain dalam satu tim punya teamwork yang kuat dan saling mempercayai rekan kerjanya. Hal ini tentu akan dapat meningkatkan produktivitas kerja seseorang dalam lingkungan pekerjaannya.




Kalau dulu mungkin orang-orang masih bisa dengan mudah untuk menciptakan produk-produk baru unggulan dalam kurun waktu satu hingga dua tahun sekali. Namun kalau sekarang perlu perhitungan yang jelas dan tepat kalau tidak mau gagal dalam persaingan globalisasi yang semakin ketat saat ini.



Kita harus benar-benar bekerja keras untuk menciptakan ide-ide baru yang bisa membuat suatu product yang bisa bersaing di pasar global saat ini. Kita harus memiliki plan B atau C sebagai cadangan jika plan A gagal dijalankan.



Kita tidak bisa hanya terlena dan merasa puas dengan apa yang sudah dicapai saat ini karena mungkin sudah ada orang yang bisa lebih jauh pencapaiannya dalam menciptakan product-product unggulannya yang baru yang membuat kita harus mengejar ketertinggalan itu untuk dapat bersaing didalamnya.




Kita sudah pasti tentu ingat bagaimana kehadiran Gojek dan juga Grab pada masa awal di Indonesia hingga saat ini. Kedua perusahaan ini saling berlomba-lomba dalam menciptakan product unggulannya masing-masing. Keduanya juga memberikan inovasi dan promo-promo baru bagi konsumennya. Juga menunjukkan ciri khasnya dalam mengambil pasar yang ada saat ini.



Dijaman yang semakin berkembang saat ini, alat komunikasi semakin dibuat canggih seiring pekembangannya yang membuat orang-orang makin mudah dalam mengerjakan pekerjaannya dimana saja dan tidak harus pergi ke kantor namun cukup dengan meeting online via skype atau mengendalikan bisnis dari rumah dengan smartphonenya dan lain sebagainya.





Masing-masing orang akan berlomba-lomba untuk mengejar kesuksesannya sendiri dengan membuka peluang-peluang yang ada untuk dijadikan alat menuju jalan kesuksesan itu sendiri. Terkadang kita lupa bahwa kita tidak bisa seorang diri dalam mengejar kesuksesan tersebut. Kita butuh orang lain didalam mewujudkan mimpi-mimpi kita itu.





Kita harus menyadari bahwa memang ada orang yang dilahirkan dengan karakter sebagai pemimpin. Namun ada juga yang diberikan tugas sebagai pemimpin sehingga ia butuh dilatih untuk menjadi pemimpin yang handal. Kepemimpinan itu perlu dilatih dan juga dipelajari sehingga membutuhkan waktu yang pastinya tidak sebentar, mungkin bisa bertahun-tahun karena butuh waktu untuk menimba pengalaman sebagai seorang pemimpin. 

Ada kalanya seseorang jatuh bangun dalam memimpin suatu organisasi, namun yakinlah hal itu akan membuatnya semakin matang dalam masa kepemimpinannya dimasa yang akan datang yang membuat dirinya semakin mudah menapaki karirnya menuju jenjang yang lebih tinggi lagi dan siap menerima beban tanggung jawab yang baru baik di tempat kerja yang sama ataupun ditempat dan lingkungan yang berbeda.



Millennial, ketika mendengar kata ini kita tentu berfikir generasi inilah yang paling banyak terkontaminasi dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini. Keterampilan dalam mengakses teknologi ini pun juga menjadi keterampilan wajib di tempat kerja sekarang ini, karena kemampuan menggunakan teknologi juga menjadi tolak ukur kemajuan sebuah perusahaan.





Pada tahun 2020 hingga 2030 nanti, Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi. Bonus Demografi ini adalah jumlah angkatan kerja dengan usia 15-64 tahun mencapai 70 persen dari total penduduknya. Sedangkan 30 persen penduduknya adalah berusia tidak produktif yaitu usia 14 tahun ke bawah dan diatas 65 tahun.




Hal ini sebenarnya akan menjadi keuntungan bagi Indonesia jika SDM-nya dikelola dengan baik. Hal ini dikarenakan banyak sekali SDM kita yang tengah pada puncak usia produktif. Dan mungkin akan menjadi usia produktif tertinggi sepanjang sejarah Indonesia semenjak kemerdekaan.




Kembali kepada generasi millennial, pada era globalisasi sekarang ini. Justru generasi inilah yang akan mengisi generasi emasnya Indonesia saat Indonesia mendapatkan bonus demografi ini. Bisa dibayangkan jika tidak dikelola dengan benar. Maka akan terjadi Gap yang sangat besar antara generasi millenial dengan generasi diatas maupun dibawahnya.




Menurut saya inilah yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk menciptakan generasi yang melek terhadap teknologi namun juga baik dalam beradaptasi dengan situasi perubahan jaman yang menuntut untuk bisa bekerja dengan pola yang cepat dan dinamis. Hal ini dikarenakan jika tidak dikelola dengan baik maka kita justru gagal memanfaatkan momentum bonus demografi ini.






Indonesia butuh membangun generasi millennialnya agar menjadi generasi penerus bangsa. Jangan sampai generasi ini gagal dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa yang sedang menghadapi bonus demografi saat ini. 





Skill generasi millenial perlu ditingkatkan terutama untuk menjawab kebutuhan perusahaan-perusahaan saat ini sehingga tidak terjadi ketimpangan yang jauh dengan generasi sebelum maupun sesudahnya. Seharusnya saat ini kita sudah tahu dimana posisi kita berada sehingga kita tahu apa yang harus kita benahi kedepannya. 



Dengan generasi yang melek teknologi Indonesia harusnya bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan yang baru dengan jumlah wirausahawan yang baru juga sehingga SDM yang produktif dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan Bangsa Indonesia pada masa yang akan datang.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Distruptive Innovation... Positive or Negative??

POSITIF  atau negatif memang sangat relatif tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Misalnya, kata agresif, yang dalam suatu hubu...